Tuesday, March 2, 2010

Sifat Terpuji QANA'AH


Sifat Terpuji Qana'ah
( Berfikir Positif )
A. Pengertian
Qana’ah
Qana’ah artinya
rela menerima dan
merasa cukup
dengan apa yang
dimiliki, serta
menjauhkan diri dari
sifat tidak puas dan
merasa kurang yang
berlebihan. Qana’ah
bukan berarti hidup
bermalas-malasan,
tidak mau berusaha
sebaik-baiknya
untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup.
Justru orang yang
Qana’ah itu selalu
giat bekerja dan
berusaha, namun
apabila hasilnya
tidak sesuai dengan
yang diharapkan, ia
akan tetap rela hati
menerima hasil
tersebut dengan
rasa syukur kepada
Allah SWT. Sikap
yang demikian itu
akan mendatangkan
rasa tentram dalam
hidup dan
menjauhkan diri dari
sifat serakah dan
tamak. Nabi
Muhammad SAW
Bersabda :
" Abdullah bin Amru
r.a. berkata :
Bersabda Rasulullah
SAW, sesungguhnya
beruntung orang
yang masuk Islam
dan rizqinya cukup
dan merasa cukup
dengan apa-apa
yang telah Allah
berikan kepadanya.
(H.R.Muslim)
orang yang memiliki
sifat Qana’ah,
memiliki pendirian
bahwa apa yang
diperoleh atau yang
ada pada dirinya
adalah ketentuan
Allah.
Firman Allah SWT :
" Tiada sesuatu yang
melata di bumi
melainkan ditangan
Allah rezekinya".
(Hud : 6)
B. Qana’ah dalam
kehidupan
Qana’ah
seharusnya
merupakan sifat
dasar setiap muslim,
karena sifat tersebut
dapat menjadi
pengendali agar
tidak surut dalam
keputusasaan dan
tidak terlalu maju
dalam keserakahan.
Qana’ah berfungsi
sebagai stabilisator
dan dinamisator
hidup seorang
muslim. Dikatakan
stabilisator, karena
seorang muslim yang
mempunyai sifat
Qana’ah akan
selalu berlapang
dada, berhati
tentram, merasa
kaya dan
berkecukupan, bebas
dari keserakahan,
karena pada
hakekatnya
kekayaan dan
kemiskinan terletak
pada hati bukan
pada harta yang
dimilikinya. Bila kita
perhatikan banyak
orang yang lahirnya
nampak
berkecukupan
bahkan mewah,
namun hatinya
penuh diliputi
keserakahan dan
kesengsaraan,
sebaliknya banyak
orang yang sepintas
lalu seperti
kekurangan namun
hidupnya tenang,
penuh kegembiraan,
bahkan masih
sanggup
mengeluarkan
sebagian hartanya
untuk kepentingan
sosial. Nabi SAW
bersabda dalam
salah satu hadisnya :
„ Dari Abu Hurairah
r.a. bersabda Nabi
SAW : „ Bukanlah
kekayaan itu banyak
harta benda, tetapi
kekayaan yang
sebenarnya adalah
kekayaan hati".
( H.R.Bukhari dan
Muslim)
karena hatinya
senantiasa merasa
berkecukupan, maka
orang yang
mempunyai sifat
Qana’ah, terhindar
dari sifat loba dan
tamak, yang cirinya
antara lain suka
meminta-minta
kepada sesama
manusia karena
merasa masih
kurang pusa dengan
apa yang diberikan
Allah kepadanya.
Disamping itu
Qana’ah juga
berfungsi sebagai
dinamisator, yaitu
kekuatan batin yang
selalu mendorong
seseorang untuk
meraih kemajuan
hidup berdasarkan
kemandirian dengan
tetap bergantung
kepada karunia Allah.
Berkenaan dengan
Qana’ah ini, Nabi
Muhammad SAW
telah memberikan
nasehat kepada
Hakim bin Hizam
sebagaimana
terungkap dalam
riwayat berikut ini :
„ Dari Hakim bin
Hizam r.a. Ia
berkata : saya
pernah meminta
kepada Rasulullah
SAW dan
beliaupunmemberi
kepadaku. Lalu saya
meminta lagi
kepadanya, dan
beliaupun tetap
memberi. Kemudian
beliau bersabda :
„ Hai Hakim ! harta
ini memang indah
dan manis, maka
siap yang
mengambilnya
dengan hati yang
lapang, pasti dieri
berkat baginya,
sebaliknmya siapa
yang mengambilnya
dengan hati yang
rakus pasti tidak
berkat baginya.
Baaikan orang
makan yang tak
kunjung kenyang.
Dan tangan diatas
lebih baik dari
tangan dibawah.
Berkata Hakim ; Ya
Rosulullah ! Demi
Allah yang mengutus
engkau dengan
kebenaran, saya
tidak akan menerima
apapun sepeningal
engkau sampai saya
meninggal dunia.
Kemudian Abu Bakar
RA. (sebagai Khalifah)
memanggil Hakim
untuk memberinya
belanja ( dari Baitul
Mal) tetapi ia
menolaknya dan
tidak mau menerima
sedikitpun
pemberian itu.
Kemudian Abu Bakar
berkata : Whai kaum
muslimin ! saya
persaksikan kepada
kalian tentang Hakim
bahwa saya telah
memberikan haknya
yang diberikan Alah
padanya".
(H.R.Bukhari dan
Muslim )
Qana’ah itu
bersangkut paut
dengan sikap hati
atau sikap mental.
Oleh karena itu untuk
menumbuhkan sifat
Qana’ah diperlukan
latihan dan
kesabaran. Pada
tingkat pemulaan
mungkin merupakan
sesuatu yang
memberatkan hati,
namun jika sifat
Qana’ah sudah
membudaya dalam
diri dan telah
menjadi bagian
dalam hidupnya
maka kebahagiaan
didunia akan dapat
dinikmatinya, dan
kebahagiaan di
akhirat kelak akan
dicapainya. Nabi
Muhammad SAW
bersabda dalam
salah satu hadisnya :
„ Qana’ah itu
adalah simpanan
yang tak akan
pernah lenyap".
(H.R.Thabrani)
demikianlah betapa
pentingnya sifat
Qana’ah dalam
hidup, yang apabila
dimiliki oleh setiap
orang dan
diterapkan dalam
kehidupan sehari-
hari akan mendorong
terwujudnya
masyarakat yang
penuh dengan
ketentraman, tidak
cepat putus asa, dan
bebas dari
keserakahan,seta
selal berfikir positif
dan maju.
Betapa tidak, karena
sebenarnya dalam
Qana’ah
terkandung unsur
pokok yang dapat
membangun pribadi
muslim yang
menerima dengan
rela apa adanya,
memohon tambahan
yang pantas kepada
Allah serta usahadan
ikhtiar, menerima
ketentuan Allah
dengan sabar,
bertawakkal kepada
Allah, dan tidak
tertarik oleh tipu
daya dunia

0 comments:

Post a Comment

SING arep pada komentar ya ngonoh,gratis ra bayar ora...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Themes | Free Song Lyrics, Cara Instal Theme Blog